21 Nov 2014

"Sulit untuk menunggu rasa sakit yang pasti akan datang kembali.
Rasa sakit ketika engkau mengetahui bahwa senyum yg engkau harapkan itu tidak tertuju padamu,
Rasa sakit ketika engkau mencari benih namun gagal untuk menyemainya,
Rasa sakit ketika engkau menanam pohon namun tidak bisa memetik buahnya,
Rasa sakit ketika engkau tidak bisa melawan takdir dan menyerahkan nasibmu kepada orang lain,
Menyadari bahwa Allah hanya memberi petunjuk dan kita adalah yg harus memutuskan untuk bertahan atau berlari,
Kekuatan janji telah meluluhkan rasa sakit dalam menanti keajaiban yg tak pasti,
Kekuatan janji telah menguatkan jiwa, menanti sampai batas yg ditentukan dimana kebahagiaan akan diraih atau dilepaskan,
Kekuatan janji telah menguatkan hati untuk tetap menahan rasa sakit ini,
Namun, jika sakit berlanjut, aku harus menghubungi siapa?"
Mutiara diatas pasir

Dirimu adalah mutiara yang pantas bertahta di istana emas sedangkan aku adalah butiran pasir di bawah kolong jembatan.
Namun hidup adalah pilihan,
Apakah engkau memilih menjadi burung murai di sangkar emas?
Atau apakah engkau lebih memilih menjadi burung gereja di tepi jalanan?
Sangkar emas itu bersih dan indah?
Namun engkau tidak boleh menangis di sana,
Engkau harus bisa menyembunyikan airmata dengan alunan shalawat dan tadarus Al-Qur'an yang merdu.
Sementara jalanan itu berdebu, kotor dan tidak nyaman.
Namun disana tidak ada kepalsuan,
Kapanpun engkau boleh tertawa, menangis, berlari dan berteduh dari sinar maupun hujan dimana saja.
Ya, memang tidak ada yang bisa menahanmu untuk tidak tertawa,
Tapi sampai kapan engkau bisa menahan dirimu untuk tidak menangis?
Kamu.
Iyaaa kamu adalah mutiara di atas pasir.

#W2 Lagoi 30 Juni 2014, 08.55am

Popular Posts

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.